cover
Contact Name
Dr. Asep Supianudin, M.Ag.
Contact Email
asepsupianudin@uinsgd.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
altsaqafa@uinsgd.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
ISSN : 02165937     EISSN : 26544598     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 1 (2019): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam" : 12 Documents clear
METODE MAPAN Menggagas Metode Baru Menulis Huruf Arab Lebih Singkat Dayudin Subangkit; Ateng Rohendi
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 16, No 1 (2019): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v16i1.3778

Abstract

One aspect of learning Arabic is writing Arabic. The ability to write Arabic is supported by the ability to write letters properly and correctly. The better writing of Arabic letters will have an impact on the quality, accuracy and beauty of Arabic writing. The ability to write Arabic letters among Islamic students, even students majoring in Arabic, are on average low and do not meet the standards. This has an impact on the weak and good ability of Arabic. Research on early semester at the Arabic Language and Literature Department of the Faculty of Adab and Humanities at UIN Sunan Gunung Djati Bandung showed that students were still having difficulty writing Arabic letters properly. The difficulty is due to the following factors: First, the unfamiliarity of students writing sentences in Arabic. Second, the unfamiliarity of writing from the right side with the peculiarities of Arabic letters that require their own expertise. Third, weak Arabic language ability requirements and Arabic writing tests in the entrance test for admissions to Arabic majors. This study initiated a new method of writing Arabic letters more effectively through the anatomical approach of letters to facilitate the learning of Arabic writing. This new method is named Metode Mapan which dissects anatomically the structure of Arabic letters by separating the letters based on loose letters, connecting letters, variations in letters, punctuation marks, and numbers to create ease of Arabic writing so that more effective, easier, methodologically correct and aesthetically beautiful. The psychological impact of the findings of this study is expected to lead to a penchant for Arabic writing which has been considered difficult.
Tradisi Aurodan di Ujung Selatan Garut SAEPUROHMAN SAEPUROHMAN; saepurohman saepurohman
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 16, No 1 (2019): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v16i1.3655

Abstract

Tujuan penulisan ini untuk memberi gambaran mengenai tradisi aurodan di Kampung Cikantrieun, Desa Wangunjaya, Kecamatan Banjarwangi Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Hal ini dilatar belakangi bahwa Indonesia merupakan Negara kaya akan budaya dan tradisi, setiap daerah yang ada di Indonesia bisa dipastikan punya budaya dan tradisi masing-masing, dari sekian banyak budaya dan tradisi Indonesia ada yang terdokumentasikan ada yang tidak, sangat mungkin ada budaya dan tradisi suatu daerah terpencil yang belum di ketahui masyarakat luas, untuk itu penulis coba sampaikan suatu tradisi keagamaan yang berada di suatu daerah terpencil di bagian ujung selatan Garut tepatnya di Kampung Cikantrieun, Desa Wangunjaya, Kecamatan Banjarwangi Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Tulisan berdasarkan wawancara dan observasi ini menguraikan bagaimana asal usul tradisi aurodan, tujuan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan aurodan, manfaat aurodan, proses kegiatan aurodan dan bacaan-bacaan dalam aurodan serta dalil-dalilnya. Tradisi aurodan di Kampung Cikantrieun sudah ada sejak puluhan tahun silam, dalam perjalannya mengalami perubahan dan perkembangan, seiring dengan perubahan dan perkembangan pemikiran masyarakat yang ada di kampung Cikantrieun itu sendiri, terutama tokoh agama dan tokoh masyarakat.
KUALITAS TERJEMAHAN PROVERB KE DALAM BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN GOOGLE TRANSLATE Ahmad Muzaki Alawi
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 16, No 1 (2019): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v16i1.3758

Abstract

Dewasa ini, menerjemah dengan bantuan mesin baik berbasis aplikasi offline maupun online sering dilakukan terutama oleh civitas akademia. Sebuah penelitian lama oleh Aiken dan Ghosh (2009) mengungkapkan bahwa Google Translate (GT) adalah yang paling sering di gunakan untuk menerjemahkan dan paling baik di kelasnya. September 2017 kemarin, Google mengumumkan bahwa Google Translate sudah menggunakan saraf neuro sehingga mampu memberikan hasil yang hampir sama dengan terjemahan manusia. Fokus pada penelitian ini adalah bagaimana proverb (peribahasa) diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia menggunakan GT. Peribahasa sendiri merupakan hasil produk budaya yang bentuknya baku dan menggunakan leksikon-leksikon spesifik sehingga bahkan manusia pun akan kesulitan untuk menerjemahkannya. Terdapat 100 proverbs yang akan dianalisis tingkat kualitasnya. Sebelumnya, 100 proverbs tersebut sudah diterjemahkan oleh manusia. Hasil terjemahan inilah yang akan menjadi tolok ukur kualitas terjemahan GT. Penelitian ini akan mengungkap seberapa wajar dan sesuai hasil terjemahan proverb ke dalam Bahasa Indonesia dengan menggunakan Google Translate. Dari data yang diperoleh terlihat ada beberapa proverb yang diterjemahkan ke bentuk peribahasa Bahasa Indonesia. Di sisi lain, sebagian besar dapat dipahami maksudnya meskipun tidak berbentuk peribahasa. Namun, tidak sedikit pula GT menghasilkan ungkapan yang sulit dipahami dalam bahasa sasaran. 
TRADISI ZIARAH SABTUAN DI KOMPLEK PEMAKAMAN SYEKH QURO Jaelani Husni
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 16, No 1 (2019): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v16i1.4243

Abstract

ABSTRAKJaelani Husni: Tradisi Ziarah Sabtuan di Komplek Pemakaman Syekh Quro.Tradisi ziarah sabtuan merupakan akumulasi dari jejak peninggalan sosok penyebar agama Islam di Karawang, yakni Syekh Quro. Sejak ditemukannya makam Syekh Quro oleh Raden Soemaredja tahun 1859, maka sejak saat itulah tradisi ziarah menjadi rutinitas yang berkembang secara berkala, berkesinambungan dan semakin ramai oleh karena dilakukan secara berjamaah. Adapun tradisi sabtuan baru dikenal pada tahun 1992 oleh adanya keinginan untuk melembagakan tradisi agar dapat membuat ramai, nyaman dan aman bagi para jamaah yang akan melaksanakan ziarah.Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tradisi ziarah sabtuan, bagaimana tahapan – tahapan ziarah sabtuan dan dampak apa yang dirasakan setelah dilaksanakannya tradisi ziarah sabtuan.Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang meliputi tahap heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Melalui pendekatan ilmu bantu antropologis sebagai pisau analisis untuk membedah fenomena sejarah diatas, sangatlah berguna dan membantu dalam memahami objek penelitian sejarah bersangkutan.Tradisi adalah anasir budaya tentang pola tingkah laku umat manusia yang diwariskan dari generasi ke generasi dalam melingkupi lingkungannya tertentu. Tradisi juga merupakan bagian dari realigi sebagai bagian dari unsur kebudayaan. Adapun kebudayaan merupakan hasil karya, karsa cipta manusia yang dimulai dari ide, tindakan yang mewujud dalam kehidupan sehari-hari.Sebagai bagian dari unsur kebudayaan yang berbentuk religi, praktek tradisi ziarah sabtuan tidak bisa lepas dari adanya suatu getaran jiwa, yang biasanya disebut emosi keagamaan, atau religious emotion. Emosi keagamaan ini biasanya pernah dialami oleh setiap manusia, walaupun getaran emosi itu mungkin hanya berlangsung untuk beberapa detik saja, untuk kemudian menghilang lagi. Diluar dari dalam rangka ibadah, emosi keagamaan itulah yang mendorong orang melakukan tindakan – tindakan yang bersifat religi, tak terkecuali pada tradisi ziarah sabtuan di Komplek Pemakaman Syekh Quro.Oleh karena itu, lahirnya tradisi ziarah sabtuan adalah berawal dari gagasan, tindakan dan diimplementasikan dalam bentuk doa’ – do’a yang diturunkan dari generasi ke generasi hingga dewasa kini. Adapun kurun 1992 – 2012 merupakan tahun lahirnya tradisi haulan dan sabtuan sekaligus kemajuan secara kualitas dan kuantitas karena semua tradisi keagamaan itu telah dilembagakan dan diformal-institusionalisasikan semata-mata atas dasar tasyakur bi nikmat dan fastabikul khoirot.Kata Kunci : Tradisi; Ziarah; Sabtuan; Syekh Quro.
THE BEAUTY OF JINAS IN THE BOOK OF MIRQAT AL-MAHABBAH Deuis Sugaryamah; Edi Komarudin
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 16, No 1 (2019): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v16i1.4305

Abstract

Mirqat al-Mahabbah is a monumental work of a great scholar, KH. Aon Abdul Majid who was well-known as Ajengan Aon from Singaparna – Tasikmalaya  and lived during the Indonesian independence struggle (1890-1934). This book is presented in Arabic language, laden with the beauty of the sentences. Using Ilmu Badi’, the beauty of a sentence can be derived either from the “words” which is called al-Muhassinat al-Lafzhiyyah, and/ or the beauty that derived from the “meaning” known as al-Muhassinat al-Maknawiyah. Among the types of beauty referencing the words are jinas, iqtibas and saja'. This study focuses on discussing the beauty of the phrases/ sentences in Mirqat al-Mahabbah only from jinas. The results indicate the varieties of jinas diverse in the book, thus symbolizing the aesthetic of such literary work.
Nilai-Nilai Islam dalam Upacara Adat Pernikahan Sunda Ilfa Harfiatul Haq
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 16, No 1 (2019): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v16i1.3562

Abstract

Marriage is a bond that combines two people namelyem and women on the basic of love and of course with his permission. Marriage is realized with hope only once in a lifetime, so it is considered a sacred ritual. The author is interested in doing research with the theme of traditional marriage that is cultured with its religious side. The purpose of this study is to uncover the essence of the problem, namely Islamic values contained in the Sundanese wedding ceremony. This research was conducted using methods and approaches to Islamic studies. Marriage is carried out Islam with a blend of local culture, especially in the Sunda region. Sundanese custom marriages are held with several events which become traditions and characteristics of Sundanese culture, but contain Islamic values in it because they have gone through the process of Islamization. Islamic values that do not conflict with Shari'at Islam.
TRANSLATION QUALITY OF EXPRESSIVE SPEECH ACT IN THE NOVEL ENTITLED BREAKING DOWN (AWAL YANG BARU) WRITTEN BY STEPHENIE MEYER Hari Nugraha
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 16, No 1 (2019): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v16i1.3919

Abstract

AbstractTranslation of speech acts is an interesting activity considering the process of understanding the message in it, must be related to the context (speech situation). Speech acts are one part of language that is defined as actions that contain utterances. This study was written with the aim of analyzing the speech acts used in the novel entitled "strike" and the quality of the translation based on accuracy, readability and acceptance. The stages of research, including descriptive qualitative research, are data collection, data analysis, klasificating data, quesionaring data, and making conclusions based on data without making data generalizations. From this research found, 159 speech data were classified into 19 types of expressive speech acts. From the research, it claims that the novel, especially ekspresife speech act has been translated well, and it has high qualities of trasnlation based on terms of accuracy, acceptance, and readability. Key word; translation quality, ekspresive speech act, breaking down
Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara: Studi Geobudaya dan Geopolitik Yuangga Kurnia Yahya
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 16, No 1 (2019): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v16i1.4272

Abstract

Abstrak            Makalah ini mengkaji tentang pengaruh penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara (Middle East and North Africa) yang merupakan wilayah dengan pemeluk Islam terbesar di dunia. Penelitian ini meneliti perubahan yang dialami oleh suku bangsa mayoritas yang identik dengan kawasan tersebut yaitu bangsa Arab. Sebagai bentuk perbandingan, makalah ini akan memulai kajian dengan gambaran bangsa Arab di masa pra-Islam, lalu dilanjutkan dengan masa ketika Islam lahir yang ditandai dengan diutusnya Rasulullah SAW, dan masa pasca wafatnya Rasulullah. Pemetaan tersebut akan menjawab secara tidak langsung sebab majunya Islam dan sebab mundurnya Islam serta isu sektarian di Timur Tengah dan Afrika Utara yang masih menjadi sorotan dunia saat ini.
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN KONSEP PENDIDIKAN DIRI DALAM PERSPEKTIF TASAWUF MUHAMMAD IQBAL Aam Abdillah; A Bachrun Rifai
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 16, No 1 (2019): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v16i1.4838

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan: Latarbelakang Iqbal mengemukakan pemikiran tentang pendidikan diri; 2) Dasar-dasar filosofis pendidikan diri menurut Muhammad Iqbal; 3) Fase-fase pendidikan diri menurut Muhammad Iqbal; 4) Peran intelek dan cinta bagi proses pendidikan diri. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian sejarah dengan tahapan heuristic kritik dan interpretasi. Manusia merupakan makhluk yang mempunyai "identitas", yakni identitas sebagai "keakuan" dan identitas sebagai "kedirian". Oleh karena itu, ketika manusia dididik hanya aspek "keakuan"-nya saja, maka nilai-nilai subyektivitas [baca: ego] yang akan berkembang, tetapi ketika dididik pada aspek "kedirian"-nya, maka "substansi kepribadian"-lah yang tumbuh subur. Muhammad Iqbal memandang kepribadian mampu mengarahkan diri pada kehendak dan intelek kreatif. Dengan intelek kreatifnya manusia mampu menginternalisasikan dan membuat pengalaman-pengalaman organismenya penuh arti ditengah-tengah makhluk lainnya. Pada konteks inilah penulis tertarik meneliti tentang "Pendidikan Diri dalam Perspektif Tasawuf Muhammad Iqbal". Iqbal, selain dikenal sebagai sufi, filosof, penyair, negarawan, politikus, ahli hukum, is juga merupakan seorang ahli pendidikan. Iqbal mengangap bahwa pendidikan modern telah melalaikan mental, moral dan perkembangan spiritual bagi generasi-generasi muda. Begitu pentingnya kesatuan intelek dan cinta bagi Iqbal untuk mewujudkan dunia baru yang lebih baik. Namun demikian, bukan berarti solusi untuk permasalahan pendidikan telah selesai. Iqbal memiliki pandangan yang luas mengenai pendidikan ini. Memang, gagasan mengenai intelek dan cinta merupakan hal penting untuk pembenahan pendidikan. Namun Iqbal juga memiliki gagasan lain yang revolusioner yang terkait erat dengan permasalahan tersebut
MODEL KONSERVASI SENI ISLAM INDONESIA: STUDI ATAS PELESTARIAN DAN PERLINDUNGAN SENI TARI SAMAN ACEH Asep Supianudin
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 16, No 1 (2019): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v16i1.4773

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban tentang model pelestarian dan perlindungan seni Tari Saman Aceh sebagai simbol seni seni Islam Indonesia. Hal ini dipandang penting mengingat tiga hal; pertama, “pertemuan” antara seni sebagai kebudayaan yang sangat dipengaruhi oleh individu dan lingkungannya dengan Islam yang kemudian berwujudlah sebuah seni yang disebut sebagai seni Islam. kedua, berkenaan dengan kelestarian tari Saman sebagai sebuah seni pada masyarakat Gayo Aceh dan masyarakat Aceh pada umumnya. Ketiga, berkenaan dengan terakuinya tari Saman Aceh ini pada badan dunia yang bernama Unesco sebagai wujud perlindungan akan keberadaan seni tari ini.            Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Pencarian data dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu melakukan studi pustaka atas konsep dan teori tentang seni dan Islam serta hubungan antara keduanya. Juga dilakukan wawancara dengan sumber yang dipandang dipandang paham dan ahli tentang seni dan Islam serta hubungannya dengan tari Saman sebagai perwujudan antara keduanya. Teknik berikutnya adalah observasi langsung ke lapangan; masyarakat Aceh baik yang berdomisili di Aceh ataupun diluar Aceh yang mengetahui, mengenal, memahami dan menjadi pelaku seni tari Saman ini. Teknik lainnya adalah observasi dan wawancara langsung tentang bentuk perlindungan seni ini dengan pihak yang berhubungan dengan hal ini.Kesimpulan dari penelitian ini adalah seni Tari Saman merupakan seni Islam. Dan dalam konteks keindonesiaan, tari Saman ini adalah simbol seni Islam Indonesia. Seni tari Saman ini telestarikan karena telah menjadi bagian kehidupan keseharian masyarakat Gayo Aceh, juga telah menjadi identitas masyarakat Aceh pada umumnya, sehinga hampir semua masyarakat Aceh merasa berkepentingan untuk melestarikannya. Bentuk perlindungan seni ini diwujudkan dengan adanya beberapa hasil penelitian, adanya Qanun Aceh yang melindungi keberadaan tari Saman sebagai wujud kebudayaan masyarakat Aceh, dan pengakuan seni ini pada Unesco.Penelitian ini masih merupakan model atas suatu macam seni Islam di Indonesia. Diluar seni ini, masih banyak seni-seni Islam lainnya. Model pelestarian serta perlindungannya dimungkinkan mempunyai model tersendiri, atau bukan tidak mungkin menyerupai model ini. Ini merupakan lahan untuk penelitian lanjutan.    

Page 1 of 2 | Total Record : 12